TAFSIR KITAB YESAYA PASAL 7-9

PENDAHULUAN
            Yesaya adalah salah satu nabi besar. Dia bernubuat di kerajaan Selatan. Yesaya mulai bekerja pada tahun terakhir pemerintahan raja Hizkia. Kemungkinan Yesaya hidup sampai setelah pemerintahan Hizkia.  Di dalam tulisannya nabi Yesaya menyinggung tentang kematian kaisar Asyur, Sam Herib, dalam pasal 37:38, dan peristiwa ini baru terjadi pada tahun 681 SM lima tahun setelah Hizkia wafat pada tahun 686 SM.
            Kitab Yesaya adalah kumpulan perkataan nubuat dan pesan dari nabi Yesaya, yang merupakan suara nabi yang berpengaruh pada paruhan ke-2 abad ke-8 SM yang penuh dengan kekacauan.  Kesaksian dari kitab Yesaya tanpa ragu-ragu menegaskan realita nubuatan adikodrati yang bersufat ramalan, kemampuan Tuhan untuk mengatakan jauh sebelumnya apa yang akan dilakukanNya dan tantangan kepada berhala-berhala untuk melakukan hal yang sama.

Latar Belakang
            Yang menjadi latar belakang kitab ini ditulis adalah Ahas sudah mulai memerintah (743- 715 SM) membantu ayahnya sebelum Yotam meninggal dunia. Ahas berbeda dengan ayahnya dalam dua hal penting. Yang pertama adalah dia tidak hidup menurut cara yang berkenan kepada Allah dan yang kedua adalah dia menjalankan kebijaksanaan politik pro – Asyur di Yerusalem. Oleh karena itu, dia dikepung oleh peka, raja Israel, dan Rezin, raja Damsyik (2Raja-raja 16:5-9; 2Tawarikh 28:5-21).  Mereka hendak memaksa Ahas untuk bersekutu dengan mereka melawan Asyur, tetapi Ahas menolak, dan Ahas meminta bantuan tiglat/pileser III, raja Asyur yang hebat, untuk mengusir kedua bangsa itu. Tiglat/pileser benar-benar datang untuk membantu meskipun mungkin tanpa di sogok pun dia akan datang.
Ahas juga membangun patung-patung baal, melakukan upacara pengorbanan bayi di lembah Hinom, dan beribadah di bukit-bukit pengorbanan. Dia juga mendirikan mezbah baal di dalam Bait Allah sebagai tempat pengorbanan resmi. Dia merusak beberapa bejana suci rumah Tuhan, bahkan menutup pintu-pintu rumah Tuhan, sehingga orang-orang terpaksa beribadah di tempat yang ditetapkannya.  Dengan jatuhnya Israel pada tahun 722 SM, secara militer, Yehuda menjadi target utama bangsa Asyur selanjutnya. Perhitungan politis Ahas sama sekali salah. Asyur bukanlah penolong, melainkan musuh yang lebih bengis.

Pasal 7
Konteks
Perkataan kepada Raja Yehuda  
Saat pengambilan keputusan (7:1-17)
Iman dalam janji Tuhan adalah sebuah cara praktis untuk hidup pada saat ini atau pada  masa sekarang dan sudah banyak kebijakan nasional sebagai latihan terhadap individu. Kebutuhan untuk kebijakan seperti itu diciptakan oleh tekanan imperialisme di tanah Asyur barat Palestina. Namun Yesaya memahami masalah yang sebenarnya, masalah tersebut bukan salah satu dari militer 'kekuatan' atau kepintaran politik dalam menciptakan aliansi defensif tetapi yang menjadi pertanyaan apakah Tuhan bisa dipercaya untuk melakukan apa yang dijanjikan dalam Firman-Nya. Bagi kerajaan utara (yang disebut sebagai: Israel, Efraim atau yakub) keputusan yang fatal telah dilakukan dan diambil (lihat 9:8-12 (7-11a), tetapi untuk Yehuda saat keputusan itu akan datang.


Pembagian ayat pasal:
Rumah Daud terancam (1-2)
Putra Yesaya: rencana kekuatan utara (3-6)
Firman Tuhan adalah jaminan (7-9)
Tanggapan dari ketidak percayaan (10-12)
Tanda penghakiman Tuhan (13-15)
Anak Perawan itu : penghancuran kekuatan utara (16)
Rumah Daud hancur (17)
Kelengkapan penaklukan (18-20)
a.Tanah benar-benar diduduki (18-19)
b. Orang-orang ditelanjangi dan dipermalukan (20)
Hasil penaklukan (21-25)
a. Orang-orang dalam kemiskinan (21-22)
b. Tanah di luruh lantahkan  (23-25)

Pembahasan
1 Dalam zaman Ahas bin Yotam bin Uzia, raja Yehuda, maka Rezin, raja Aram, dengan Pekah bin Remalya, raja Israel, maju ke Yerusalem untuk berperang melawan kota itu, namun mereka tidak dapat mengalahkannya.
Terancam oleh ekspansi Asyur, Efraim dan Aram telah membentuk aliansi dan ketika Yehuda tampak segan untuk bergabung maka tekanan mengarah kepadanya (2 Raj. 15:37) untuk mencapai, defensif anti-Asyur dalam kelompok persatuan negara Palestina. Hal ini menyebabkan invasi besar-besaran (2 Taw 28:5-8.), meskipun banyak keberhasilan orang Asyur  tidak dapat merebut Yerusalem.

2 Lalu diberitahukanlah kepada keluarga Daud: "Aram telah berkemah di wilayah Efraim," maka hati Ahas dan hati rakyatnya gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin.

frase(2 Taw 28:17-18.), Kali ini dengan maksud supaya diakui bahwa keluarga Daud berakhir. keluarga Daud tidak digunakan lagi di tempat lain, seperti di sini, dari dinasti dipersonifikasikan dalam diri  raja saat ini. Uraian di sini sengaja memberi poin-poin krisis tertentu. Ahas adalah 'keturunan Daud', dan apa yang sekarang tidak akan menentukan masa depan dinasti. Kata kerja yang diterjemahkan telah perkemahan (Naha) yang dipakai sebanyak enam puluh tiga kali dalam Perjanjian Lama.  Seperti dalam ayat 19, yang berarti 'untuk menetap, untuk kawanan'.   Aliansi sepuluh tahun tidak akan seperti berita itu  atau penyebab kepanikan, namun laporan intelijen skala besar yakni gerakan-gerakan pasukan di Israel akan di lakukan. Invasi lain adalah datang sebelum raja dan rakyat menjadi panik.

3 Berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: "Baiklah engkau keluar menemui Ahas, engkau dan Syear Yasyub, anakmu laki-laki, ke ujung saluran kolam atas, ke jalan raya pada Padang Tukang Penatu,

            Nama Shear-Yasub, yang berarti "yang tertinggal akan kembali", dengan menekankan kata benda, adalah nama sebuah janji, karena Tuhan tidak akan pernah jadi gurun umat-Nya bahwa mereka akan binasa sama sekali (lih. 1:9). Hal ini juga, bagaimanapun, nama bencana, hanya sisa-sisa akan bertahan hidup. Geser-Yasub demikian sebuah 'tindakan oracle', alat bantu visual yang membawa pulang firman Allah yang jauh lebih jelas. Dia juga memberikan ekspresi ganda untuk melihat kata serta suara yang membuat isi berita menjadi meyakinkan.   Ahas adalah seorang pria yang akan tahu dengan sendirinya dan merasakan hal ini. Saluran air dari Kolam bagian atas adalah bagian dari persiapan untuk mengepungan Ahas. Sebelum masa Hizkia (lih. 22:9-11), pasokan air Yerusalem ada di permukaan tanah dan rentan.

4 dan katakanlah kepadanya: Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dengan Aram dan anak Remalya.

hati-hati, tetap tenang 'hati-hatilah terhadap  musuh tapi jangan khawatir', melainkan 'Berhati-hatilah untuk melakukan sesuatu'. 22 Ahas berada di bawah tekanan dari penasihatnya untuk memainkan politisi yang cerdik oleh mempersekutukan dirinya dengan Asyur untuk melawan ancaman kekuatan utara (2 Raj. 16:7-9). Tapi kata Yesaya yang sama-sama cerdik: Aram dan Efraim memang menghabiskan kekuatan.  Mereka bergabung mungkin adalah sebagai tindakan untuk  menyamai kekuatan Asyur.  Selain itu, masalah ini bukan salah satu dari politik melainkan iman. Jika Ahas hanya bisa dibujuk untuk melakukan suatu tindakan, bahwa Tuhan dapat dipercaya untuk menepati janji-Nya kepada Daud dan berurusan membebaskan ancaman Asyur ( lihat 37:36-38).

5 Oleh karena Aram dan Efraim dengan anak Remalya telah merancang yang jahat atasmu, dengan berkata: 6 Marilah kita maju menyerang Yehuda dan menakut-nakutinya serta merebutnya, kemudian mengangkat anak Tabeel sebagai raja di tengah-tengahnya,

Ayat 5-6, Yesaya berpura-pura tidak dapat mengingat nama mereka dan menyebut mereka sebagai anak Remalya dan putra Tabeel. Ini mungkin ironi tetapi tentu ia meminta Ahas untuk berpikir dalam istilah dinasti. Jika Pekah adalah putra Remalya, Ahas Anaknya siapa? Pada akhirnya, anak Daud, penghuni singgasana dengan validasi ilahi, bertumpu pada janji-janji ilahi. Anak Tabeel tidak diketahui, tetapi ia menandakan unsur tambahan ancaman untuk membawa dinasti Daud berakhir

7 maka beginilah firman Tuhan ALLAH: Tidak akan sampai hal itu, dan tidak akan terjadi, 8 sebab Damsyik ialah ibu kota Aram, dan Rezin ialah kepala Damsyik. Dalam enam puluh lima tahun Efraim akan pecah, tidak menjadi bangsa lagi. 9 Dan Samaria ialah ibu kota Efraim, dan anak Remalya ialah kepala Samaria. Jika kamu tidak percaya, sungguh, kamu tidak teguh jaya."

            Sekarang kita mendengar firman Tuhan ALLAH ('adōnāy Yahweh) (lih. Pr 16:1, 33.). Penekanan pada kebesaran Tuhan semata-mata memudahkan jalan menuju iman, iman membuat kebijakan praktis dalam realitas hidup yang berat.
8-9 berubah menjadi argumen yang mendukung. Tidak diragukan lagi dalam pidato Yesaya diuraikan maknanya tapi ia meninggalkan catatan yang hanyasekedar ucapan yang sangat aforistik.

10 TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada Ahas, kata-Nya: 11 "Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas." 12 Tetapi Ahas menjawab: "Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN."

            Firman Tuhan disampaikan lagi kepada Ahas dengan tujuan untuk menyakinkan dan menobatkan “keturunan Daud” itu, dengn menawarkan kepadanya suatu tanda dari “Tuhan Allahmu”, dari dunia orang mati di bawah bumi maupun dari langit yang tinggi. Suatu tawaran yang amat luas namun dengan cara yang munafik Ahas menolak. Demikianlah Ahas tetap mengeraskan hati, tidak mau” mendengar” dan “melihat” Firman Tuhan (lih. 6:9-10).[1]

13 Lalu berkatalah nabi Yesaya: "Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga?

            Bukan hanya sebagai pribadi yang berdiri sendiri oleh karena itu, Tuhan Allah Israel disebut sebagai Allahmu terhadapAhas pada ayat 11. Pada ayat 13 Yesaya mengungkapkan rasa kesalnya terhadap sikap Ahas yang tetap bandel. Namun, Tuhan masih tetap bersabar terhadap Ahas dan berusaha menobatkannya.

14 Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.

            Tanda Immanuel. Ayat ini baiklah ditafsirkan sesuai dengan konteksnya, yaitu ayat-ayat yang mendahuluinya, sekarang Tuhan memberikan suatu “tanda” yang dapat dialami dan dapat dibuktikan secara konkrit di dalam sejarah, dimana dia sendiri dapat mengalami dan melihat serta menarik pengajaran dari padanya. Kata tanda dalam teks Ibrani menggunakan kata oth yang berarti “ tanda yang bersifat natural; dibedakan dari kata pele yang berarti “ tanda ajaib yang bersifat supranatural “ misalnya: dalam hal kehamilan Sarah ( Kej 18:14 ). [2]
            seorang perempuan muda kata ibraninya ialah ha’almah, yang berarti seorang wanita muda, entah sudah pernah kawin atau belum ( Kej 24:43; Kel 2:8; Maz 68:26 ). Kata tersebut diberi definite article ( kata sandang ha ) yang berarti “wanita muda itu”. jadi, wanita muda itu sudah dikenal, baik oleh Yesaya maupun oleh Ahas. Wanita itu tidak lain adalah istri Ahas sendiri, perempuan tersebut akan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan disebut sebagai Imanuel.  Imanuel inilah yang disebut Hizkia yang akan menggantikan Ahas ayahnya.  Disini Tuhan tidak sedang membela atau melindungi Ahas, tetapi Tuhan sedang melindungi dinasti atau garis keturunan Daud.  Karena Tuhan sudah berjanji kepada Daud, bahwa keturunannya tidak akan putus dalam menjadi raja.  Hizkia dipilih supaya keturunan Daud tidak terputus.
            Immanuel berarti “Allah berserta kita”. Inilah pesan dan berita sentral dari nubuatan-nubuatan nabi Yesaya pada suatu bangsa yang tidak setia kepada Tuhan.  Dalam hubungan dengan apa yang telah diberitakan sebelumnya, penyertaan Tuhan di tengah umat-Nya, pada pihak lain bisa berarti hukuman atas kemurtatan bangsa itu, tetapi lebih penting berarti kelepasan dan keselamatan bagi “sisa Israel” (symbol dari nama “”Sye’ar Yasyub ayt. 3”).[3]  Jadi, tanda Immanuel itu menunjukkan seorang anak yang dilahirkan perempuan yang sudah dikenal oleh Ahas maupun Yesaya, yang hidup pada zaman pelayanan Yesaya.  Jadi tanda Immanuel di sini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.      Untuk meneguhkan dan menggenapi janji-janji peringatan Tuhan 7:7; tidak lama kemudian kedua kerajaan (Syria dan Efraim) dikalahkan oleh Assyria.
2.      Untuk menghakimi Ahas dan pengikut-pengikutnya; Asyur akan dipakai alat Tuhan untuk menghukum mereka.
3.      Sebagai suatu tanda yang memberi kehidupan baru dan penghiburan sebagai “tunas yang timbul dari tunggul Isai” (11:1); oleh karena itu dihubungkan juga dengan tanda syear yasyub (7:3).
4.      Sebagai suatu kontras antara Ahas yang mengandalkan diri pada strategi militernya sendiri, dan Tuhan yang merencanakan suatu bangsa baru berdasarkan iman dan penurutan serta setia kepada-Nya.
5.      Sebagai titik pandang dalam seluruh sejarah keselamatan; memberi suatu perspektif Mesianis yang penting.
Tanda Immanuel ini memberikan suatu harapan baru dalam perspektif sejarah keselamatan yang lebih mantap dari pada pertimbangan Ahas.

15 Ia akan makan dadih dan madu sampai ia tahu menolak yang jahat dan memilih yang baik,16 sebab sebelum anak itu tahu menolak yang jahat dan memilih yang baik, maka negeri yang kedua rajanya engkau takuti akan ditinggalkan kosong. 17 TUHAN akan mendatangkan atasmu dan atas rakyatmu dan atas kaum keluargamu hari-hari seperti yang belum pernah datang sejak Efraim menjauhkan diri dari Yehuda yakni raja Asyur."
          
            Dadi dan madu yaitu makanan yang lezat, yang dinikmati juga para nenek moyang bangsa Israel pada zaman pengembaraan (Kejadian 18:8; Habakuk 5:25). Anak laki-laki itu akan dibesarkan sesuai dengan tradisi kuno Yahwisme. Anak itu kelak akan membuka jalan baru dan memulai hidup umat yang baru berdasarkan Immanuel itu, yang tahu menolak hal yang jahat dan memilih hal yang baik (ayat 15). Tuhan akan memelihara umat-Nya dengan cara yang ajaib (Lih. “Tunas baru” 6:13).  Ayat 17 berarti suatu zaman yang lebih sukar dan parah, di bawah pemerintahan Asyur.

18 Pada hari itu akan terjadi: TUHAN bersuit memanggil lalat yang ada di ujung anak-anak sungai Nil, dan memanggil lebah yang ada di tanah Asyur.  19 Dan semuanya akan datang hinggap di lembah-lembah yang terjal dan di celah-celah bukit-bukit batu, di segala pagar duri dan di segala tanah penggembalaan.

            Tuhan hanya cukup bersiul, seperti seorang gembala kepada anjingnya, dan menguasai bangsa-bangsa yang besar untuk dipakai sebagai alatnya, Yehuda akan ditindas oleh bangsa Mesir dan Assyria bangsa yang adikuasa dan besar. Bangsa-bangsa yang besar tersebut digambarkan sebagai lalat dari Mesir, lebah dari Asyur. Serangga-serangga tersebut pada musim tertentu terdapat banyak sekali di Yehuda: di bukit-bukit, hutan-hutan, lembah-lembah, jurang-jurang, batu-batu karang dan jalan-jalan. Musuh-musuh itu akan datang secara bergelombang dalam jumlah yang besar dan menduduki seluruh negeri Yehuda secara total.[4]

20 Pada hari itu dengan pisau cukur yang dipinjam dari seberang sungai Efrat, yakni raja Asyur, Tuhan akan mencukur kepala dan bulu paha, bahkan pisau itu akan melenyapkan janggut juga.

            Asyur digambarkan seperti pisau cukur yang disewa Tuhanlah yang menyewa Asyur dan dipakai sebagai alat untuk sementara, “disewa” bukan berarti milik jadi, Asyur bukanlah milik Allah. Dengan alat itu Tuhan akan mencukur Yehuda habis-habisan dari kepala sampai kaki dan janggut sekalipun (bnd. 2Samuel 10:4).dengan cara simbolis demikian, Tuhan hendak merendahkan kemuliaan Yehuda dan menyerahkan mereka ke tangan musuh dan dilecehkan secara pribadi. Yehuda tidak dibinasakan secara total, melainkan hanya direndahkan dan masih diberi kesempatan untuk bertobat dan tidak lagi bersandar pada diri sendiri atau bangsa-bangsa lain.[5]

21 Pada hari itu setiap orang akan memiara seekor lembu betina yang muda dan dua ekor domba, 22 dan karena banyaknya susu yang dihasilkan, mereka akan makan dadih; sungguh, dadih dan madu akan dimakan oleh setiap orang yang masih tinggal di dalam negeri.

            Ayat ini melukiskan keadaan tanah dan orang-orang yang ditinggalkan dalam keadaan miskin dan kosong. Akibat dari serangan musuh.dalam keadaan yang memperhatinkan itu, ternyata masih ada sekelompok orang yang tertinggal, masing-masing mempunyai seekor lembu betina dan dua ekor lembu saja. Tuhan masih berkenan dan memelihara hidup mereka hanya dengan dadi dan madu seperti nenek moyang mereka pada zaman penggembaraan di padang pasir (Ulangan 6:3). Jika dikatakan bahwa air susu yang dihasilkan dari lembu itu adalah kelimpahan karena hal itu disebabkan tidak banyak orang yang ikut meminumnya.

23 Pada hari itu setiap tempat, di mana biasanya tumbuh seribu pohon anggur dan yang berharga seribu syikal perak, akan menjadi tempat puteri malu dan rumput.  24 Orang pergi ke sana terpaksa membawa anak-anak panah dan busur, sebab puteri malu dan rumput belaka seluruh negeri itu.  25 Dan engkau tidak berani pergi ke segala lereng gunung yang biasanya dicangkul, karena takut akan puteri malu dan rumput; di situ hanya lembu dan domba akan berkeliaran.

            Ayat ini memberitakan lebih lanjut keadaan tanah itu. Kebun anggur yang luas dan mahal harganya, berubah menjadi padang rumput dan semak duri. Tempat-tempat itu kurang aman. Hanya orang yang bersenjata lengkap dengan tusuk panah yang berani mendatangi tempat tersebut, entah untuk berburu atau untuk membela diri. Namun demikian, masih tetap ada penghiburan dan pengharapan seperti yang dinyatakan dalam nama simbolis Sye’Ar Yasyub (ayat 3), dan Immanuel (ayat 4).[6]

Pasal 8
Konteks
Kerajaan Yehuda terancam bahaya besar dalam sebuah aliansi antara Israel dan
Damaskus. Para pengecut Raja Ahas, bukannya mendengarkan jaminan yang kuat dan mengandalkan perkataan Yesaya tentang  bantuan Allah, Ahas lebih suka membuat apa yang dia pikirkan lebih bijaksana, yakni dia lebih memilih dan memohon bantuan tangguh kekuasaan Asyur.  Kekuasaan Asyur merupaakan  monarki militer yang ambisius. Asyur sangat ingin menemukan alasan untuk ikut campur tangan dalam politik. tentara penjajah berbaris dan siap untuk menyerang dan segera memaksa Yehuda untuk mempertahankan tanah mereka.
tetapi, seperti yang selalu terjadi, bantuan yang dipanggil adalah merupakan kehancuran bagi dirinya sendiri. kekuatan menaklukan Asyur segera menyusul. Pertama Damaskus dan Israel akan rusak, dan kemudian Yehuda. Kerajaan Itu hanya memiliki hak istimewa dihancurkan waktu terakhir saja.  akhirnya Yehuda jatuh, seperti yang kita semua tahu.[7]

Pembagian ayat :
Israel dihilangkan (8:1-7)
Orang-orang dideportasi (1-4)
Tanah dibanjiri (5-7)
Immanuel mempunyai : dua istilah metafora (8)
Kehadiran Tuhan sebagai titik diferensiasi (9-15)
a. Antara masyarakat dan orang-orang (9-10)
Masyarakat membuat aliansi dan rencana bermusuhan tetapi tanpa keberhasilan 'karena Tuhan beserta kita'
b. Antara rakyat dan sisa-sisa (11-15)
Dalam loyalitas (11-13): salah satu bagian hidup dalam ketakutan duniawi, ketakutan lain hanya Tuhan
Dalam pengalaman (14-15): untuk satu bagian Tuhan adalah tempat perlindungan (14a), untuk kesempatan (14b-15) lain sebuah kehancuran.
2. Iman sebagai tanda diferensiasi (16-22)
a. Cara iman (16-18)
Substansi iman adalah apa yang Allah telah memberi kesaksian (16); obyeknya, Allah sendiri
(17); tempat peristirahatannya, apa yang Tuhan telah menyatakan tentang tujuan-Nya (18)
b. Cara ketidakberimanan (19-22)
1 Berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Ambillah sebuah batu tulis besar dan tuliskanlah di atasnya dengan tulisan biasa: Maher-Syalal Hash-Bas."  2 Maka aku memanggil dua saksi yang dapat dipercaya, yaitu imam Uria dan Zakharia bin Yeberekhya. 3Kemudian aku menghampiri isteriku; ia mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Namailah dia: Maher-Syalal Hash-Bas, 4 sebab sebelum anak itu tahu memanggil: Bapa! Ibu! maka kekayaan Damsyik dan jarahan Samaria akan diangkut di depan raja Asyur."

            Nama simbolis Maher-Syalal-Hasy-Bash, anak nabi Yesaya nama itu berarti jarahan segera, rampasan cepat. Tanda yang diberikan sekarang ini ditunjukkan kepada musuh-musuh Yehuda, yaitu Damsyik dan Samaria. Kebinasaan kedua musuh itu kini dilukiskan lebih jelas dan pasti, baik mengenai cara maupun waktunya. Sebelum anak itu memanggil ‘ibu,bapa’ (ayat 4) Damsyik ibu kota Aram dan Samaria ibu kota Efraim akan dijarah habis oleh Asyur.[8]
5 TUHAN melanjutkan lagi firman-Nya kepadaku: 6 "Oleh karena bangsa ini telah menolak air Syiloah yang mengalir lamban, dan telah tawar hati terhadap Rezin dan anak Remalya,

            Penindasan Asyur tidak hanya ditujukan kepada Damsyik dan Samaria (ayat 4), melainkan juga kepada Yehuda. Asyur yang sebelumnya diharapkan raja Ahas sebagai penolong kini ternyata menjadi musuh yang bengis melebihi Aram. Hal ini menyatakan ketidak percayaan Ahas dan penolakannya terhadap segala peringatan yang disampaikan oleh Yesaya (lih. Pasal 7) disekitar air syiloah. Penolakan air syiloah yang tenang itu mengandung arti kiasan, yaitu menolak janji Tuhan. Sedangkan air syiolah yang lamban secara simbolis menunjuk kepada keteguhan dan kesentosaan kerajaan Tuhan dan rumah Daud di tengah dunia dan bangsa-bangsa yang bergolak.[9]

7sebab itu, sesungguhnya, Tuhan akan membuat air sungai Efrat yang kuat dan besar, meluap-luap atas mereka, yaitu raja Asyur dengan segala kemuliaannya; air ini akan meluap melampaui segenap salurannya dan akan mengalir melampaui segenap tebingnya, 8aserta menerobos masuk ke Yehuda, ibarat banjir yang meluap-luap hingga sampai ke leher; 8b dan sayap-sayapnya yang dikembangkan akan menutup seantero negerimu, ya Imanuel!"

          
Kuasa Asyur digambarkan seperti sungai Efrat yang besar dan kuat, lebih-lebih dalam keadaan banjir yang menimbulkan bahaya banjir yang sangat dasyat. Banjir itu akan mengamuk terus sampai di tanah Yehuda yang terletak jauh. Tidak hanya Damsyik dan Samaria, tetapi Yehuda pun akan dihanyutkan.[10]

9 Ketahuilah, hai bangsa-bangsa, dan terkejutlah, perhatikanlah, ya segala pelosok bumi, berikatpingganglah, dan terkejutlah; berikatpingganglah dan terkejutlah! 10 Buatlah rancangan, tetapi akan gagal juga; ambillah keputusan, tetapi tidak terlaksana juga, sebab Allah menyertai kami!

            Ayat ini menyatakan seruan atas kemenangan bangsa-bangsa yaitu Asyur dan bangsa-bangsa yang telah ditaklukkannya dan dijadikan sekutunya, mereka diserukan supaya memperhatikan dan menyaksikan kuasa Tuhan yang bekerja di dalam bangsa-bangsa. Arti berikat pingganglah adalah supaya mereka menyiapkan diri untuk berperang, meskipun mereka merencanakan dan memutuskan siasat perang namun itu semua akan sia-sia belaka dan mereka akan terkejut dan mengalami kegagalan (bnd. 7:7).[11]

11 Sebab beginilah firman TUHAN kepadaku, ketika tangan-Nya menguasai aku, dan ketika Ia memperingatkan aku, supaya jangan mengikuti tingkah laku bangsa ini:
          

            Sikap dan berita Yesaya amat bertentangan dengan sikap dan pandangan Ahas serta rakyatnya. Berdasarkan firman Tuhan yang harus ia beritakan, serta berdasarkan panggilannya sebagai nabi, entah orang suka mendengarkan atau tidak namun tangan Tuhan tetap menyertai Yesaya. Sehingga Yesaya mempunyai keberanian untuk menentang Ahas dan rakyatnya.[12]

12 "Jangan sebut persepakatan segala apa yang disebut bangsa ini persepakatan, dan apa yang mereka takuti janganlah kamu takuti dan janganlah gentar melihatnya. 13 Tetapi TUHAN semesta alam, Dialah yang harus kamu akui sebagai Yang Kudus; kepada-Nyalah harus kamu takut dan terhadap Dialah harus kamu gentar.

            Persepakatan (konspirasi) antara pekah (Efraim) dan Rezin (Aram) telah membuat rakyat Yehuda gemetar seperti pohon-pohon yang ditiup angin (7:2). Akan tetapi mereka yang setia dan takut akaan Tuhan supaya tetap tenang dan tidak terseret dalam suasana kepanikan itu. Hanya Allah lah yang harus ditakuti dan diindahkan FirmanNya.

14 Ia akan menjadi tempat kudus, tetapi juga menjadi batu sentuhan dan batu sandungan bagi kedua kaum Israel itu, serta menjadi jerat dan perangkap bagi penduduk Yerusalem. 15 Dan banyak di antara mereka akan tersandung, jatuh dan luka parah, tertangkap dan tertawan."

            Kesucian Tuhan mempunyai kuasa ganda yakni menyelamatkan atau membinasakan. Bagi orang beriman maka Tuhan menjadi tempat kudus yang memberi perlindungan dan keamanan, tempat untuk menerima berkat, kesejahteraan, kesukaan persekutuan dengan Allah. Sebaliknya bagi orang yang tidak setia kepada Allah maka kekudusan Allah berubah menjadi batu sandungan atau jerat, yang membuat mereka jatuh, tertangkap dan dibawa ke tempat pembuangan. Itulah berita yang harus disampaikan oleh Yesaya, bukan hanya untuk menyenangkan para pendengarnya melainkan untuk menyadarkan mereka mengenai kenyataan yang mereka hadapi.[13]

16 Aku harus menyimpan kesaksian ini dan memeteraikan pengajaran ini di antara murid-muridku. 17 Dan aku hendak menanti-nantikan TUHAN yang menyembunyikan wajah-Nya terhadap kaum keturunan Yakub; aku hendak mengharapkan Dia. 18 Sesungguhnya, aku dan anak-anak yang telah diberikan TUHAN kepadaku adalah tanda dan alamat di antara orang Israel dari TUHAN semesta alam yang diam di gunung Sion.

            Arti ayat ini adalah Allah menyembunyikan wajah-Nya setelah Ahas dan rakyatnya jelas telah menolak Firman Tuhan ( 7:10-12; 8:6a). Tindakan Allah tersebut sebagai pernyataan murka-Nya. Tuhan akan menghentikan seruan-Nya kepada Yehuda melalui nabi-Nya. Akan tetapi, Nabi akan tetap bertindak untuk membuktikan kebenaran dari Firman itu. Sebagai nabi Tuhan, Yesaya pada waktunya harus berdiam diri, berharap dan menantikan dengan sabar serta memperhatikan bagaimana tangan Tuhan yang akan bertindak dalam hidup dan sejarah bangsa-bangsa.
Ia sendiri dan anak-anaknya telah dijadikan tanda yang ajaib yang merupakan kesaksian dan nubuat yang hidup yang tidak bisa ditutup atau dimeteraikan, bahkan sebaliknya menjadi surat yang terbuka diantara orang-orang Israel dari Tuhan semesta alam yang diam di gunung Sion, gunung yang tertinggi di sebelah utara kota Yerusalem di mana bait Allah berdiri di sana dan merupakan sebagai simbol tempat kediaman Tuhan di tengah-tengah umat-Nya.[14]

19 Dan apabila orang berkata kepada kamu: "Mintalah petunjuk kepada arwah dan roh-roh peramal yang berbisik-bisik dan komat-kamit," maka jawablah: "Bukankah suatu bangsa patut meminta petunjuk kepada allahnya? Atau haruskah mereka meminta petunjuk kepada orang-orang mati bagi orang-orang hidup?"

            Yang dimaksud orang tidak lain adalah Ahas yang telah mendurhakakan Allah dan rakyat yang tidak lagi percaya kepada Tuhan. Sedangkan yang dimaksud dengan kata “kepada kamu” adalah murid-murid Yesaya dan orang-orang beriman pada waktu gulungan nubuat Yesaya ditutup dan dimeteraikan. Suara dari orang-orang itu merupakan suatu godaan bagi para murid nabi yang sedang menghadapi situasi yang kacau dan menderita pada waktu itu.[15]

20 "Carilah pengajaran dan kesaksian!" Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar.
          

            Ayat 20 dihubungkan dengan ayat 19 hanya Tuhan sajalah yang dapat memberi petunjuk hidup dan kesaksian serta pengajaran. Tiada jalan lain bagi mereka kecuali kepada kesaksian dan pengajaran yang telah diberikan oleh para nabi Tuhan pada umumnya.[16]

21 Mereka akan lalu lalang di negeri itu, melarat dan lapar, dan apabila mereka lapar, mereka akan gusar dan akan mengutuk rajanya dan Allahnya; mereka akan menengadah ke langit, 22 dan akan melihat ke bumi, dan sesungguhnya, hanya kesesakan dan kegelapan, kesuraman yang mengimpit, dan mereka akan dibuang ke dalam kabut.

            Mereka mengalami frustasi besar berjalan lalu lalang ke sana ke mari, kehilangan arah hidup, mereka menjadi resah dan takut, tanpa ada harapan dan hiburan. Kegelapan meliputi baik langt mapun bumi bahkan sampai meliputi hati dan jiwa mereka. Mereka tidak lagi bersabar hati, melainkan hanya saling menyalahkan dan menyalahkan raja yang telah menolak Firman Tuhan. Mereka telah dibuang ke dalam kabut kegelapan yang tebal.[17]
          
23 Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terimpit itu. Kalau dahulu TUHAN merendahkan tanah Zebulon dan tanah Naftali, maka di kemudian hari Ia akan memuliakan jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain.

            Wilayah Israel utara dengan ibukota Samaria di mana daerah itu telah mengalami kerusakan yang hebat dari panglima Asyur, tiglat-pileser pada perang Syro Efraim. Wilayah itu, yang disebut juga wilayah bangsa-bangsa dan kemudian dikenal sebagai wilayah Galilea, akan dimuliakan kembali. Jika berita kejatuhan Samaria dikaitkan dengan ayat 13a maka pantaslah ayat 23 ini dipandang sebagai lanjutan dari berita tanda Immanuel yang pada satu pihak memberitakan ancaman dan hukuman, tetapi pada pihak lain memberitakan hiburan keselamatan bagi umatnya.[18]

Pasal 9
Konteks
            Bagian ini merupakan bagian yang penting sekali dalam rangkaian harapan mesianis di Israel, bukan dipandang sebagai lanjutan dan klimaks dari berita Imanuel (7:14). Bagian ini merupakan suatu dynastic oracel, yaitu Firman Ilahi yang berkenan dengan tahta kerajaan. Oracel diberikan pada upacara perayaan kenaikan tahta seorang raja atau pada peringatan peristiwa semacam itu. Pada kesempatan demikian itu diharapkan seorang raja yang ideal atau Ilahi. Raja yang ideal dan diharapkan adalah Mesias yang disebut juga anak-Ku (Maz 2:7; 21;72;100;132).
Nubuat ini memiliki latar belakang sejarah pemerintahan Ahas yang terkena bencana, ia adalah orang yang lemah dan jahat, di mana hati bangsa itu tertunduk seperti hutan sebelum terkena ledakan, oleh ketakutan akan invasi asing dan penaklukan. Nabi memprediksi hari yang murung dan penderitaan, dan kemudian akan keluar dari tengah-tengah dan akan mengancam mereka, semburan ini merupakan visi mulia, yang tiba-tiba seperti matahari terbit. Dengan seni yang sempurna, konsekuensi dari aturan Mesias ditetapkan sebelum Dia sendiri ditampilkan.[19]


Pembagian ayat:
1.      Harapannya dijelaskan (9:1-3)
·         Apa yang Tuhan lakukan
Sebuah situasi yang baru oleh tindakan Allah: karena ia 'diperlakukan dengan hina "jadi sekarang Ia telah" diperlakukan dengan hormat "(9:1 )
·         Apa yang orang nikmati
Sebuah situasi baru bagi umat Tuhan: kegelapan telah menjadi ringan (2)
·         Yang berikut adalah situasi baru antara Tuhan dan umat-Nya: Dia telah meningkatkan sukacita mereka dan mereka bersukacita di hadapan-Nya (3 )
·         Menjelaskan harapan (4-7 )

1 Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. 2Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.

       Bangsa Yehuda dan Israel hidup dalam kegelapan yang besar di Negeri Kekelaman. Mereka digambarkan seolah-olah sudah mati dalam dosa-dosa perzinahan dan ketahayulan seperti yang dilukiskan dalam 8:19-23 (bnd. 60:2; 1:4-9). Mereka telah melihat terang besar yang menembus kegelapan itu dan menerangi seluruh lingkungan dan perorangan baik secara lahir maupun batin, sehingga menimbulkan hidup baru. Terang besar itu berasal dari Tuhan sendiri. Mereka bersorak-sorai dihadapan Tuhan, berarti bersyukur kepada Tuhan yang merupakan sumber terang itu karena mereka bisa melihat kebenaran Tuhan. Kesukaan besar yang dirasakan oleh seluruh umat digambarkan dan dihubungkan  dengan pesta panen yang besar, pesta kemenangan yang gemilang.[20]

3 Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian.

       Allah akan membebaskan bangsa itu dari penindasan Asyur (bnd. Yesaya 10:24-27). Kuk yang berat dan menekan diatas pundak  akan dipatahkan dengan cara yang ajaib, seperti pada hari kekalahan Median pada zaman Gideon (Hak 6:7) dan sejak saat itu tidak menggangu orang-orang Israel.[21]

4Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api.

       Ayat ini menjelaskan bahwa tidak akan ada lagi musuh, segala alat perang akan dibakar habis, sepatu tentara yang berderap-derap serta jubah perang yang berlumuran darah tidak akan ada lagi. Tidak akan ada lagi orang yang memikirkan soal perang, inilah kedamaian yang dari Allah. [22]

5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

       Sebagai klimaksnya diberitakan tentang kelahiran seorang anak laki-laki yang diberikan Tuhan kepada kita. Berbeda dari tanda Immanuel (7:14) maka putra yang dijanjikan itu akan menjadi pelepasan dengan sifat-sifat Ilahi dan yang akan mengerjakan keselamatan bagi manusia. Ada empat nama yang diberikan:
1.      Penasehat ajaib
Dia dipenuhi dengan roh hikmat Ilahi yang melebihi segala kebijaksanaan dunia atau manusia (bnd. 11:2). Dia adalah hikmat itu sendiri yang diutus oleh Allah Bapa untuk melaksanakan keselamatan Allah (bnd. 11:2; 25:1;26:10;Amsal 8:1; 9:1).
2.      Allah yang perkasa
Sifat Ilahi putra ini secara tepat dilukiskan dalam ayat ini sebagai yang Maha Kuasa yang digambarkan sebagai Pahlawan kemenangan atas segala musuh-musuhnya. Dia menghadapi tugas yang amat berat dan besar untuk keselamatan manusia.

3.      Bapa yang kekal
Pemerintahan-Nya berdasarkan kasih seorang Bapa terhadap anak-anak-Nya (bnd. 22:21), maka Dia akan memerintah dan memelihara bangsa itu dengan kasih setia-Nya yang kekal.
4.      Raja Damai
Kata Damai dalam bahasa Ibrani ialah “Syalom” yang mempunyai arti yang luas dan mencakup seluruh bidang kehidupan, hidup yang penuh damai sejahtera, yang utuh dan serasi atau harmonis serta lengkap terhadap diri sendiri, sesama dan terhadap Tuhan. Inilah klimaks yang ideal dibawah pemerintahan raja damai baik secara nasional maupun internasional (bnd. 2:4; 57:19; Zakharia 9:10; Luk 2:14).[23]

6 Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.

       Bahwa Raja Damai itu memerintah diatas tahta Daud. Hal ini berarti bahwa Ia adalah raja yang sah dan legal, yang diharapkan dan di cita-citakan. Di sini kita melihat adanya hubungan yang sempurna antara kuasa, kasih, keadilan dan kebenaran. Dia adalah Tuhan yang senantiasa aktif, inisiatif. [24]

Kesimpulan
Allah memberikan tanda yang konkrit yang dapat dilihat oleh Ahas hal tersebut membuktikan bahwa Allah benar-benar akan menolong umatNya.  Sikap Ahas merupakan pernyataan yang menunjukan bahwa Ahas lebih memilih dan mencari bantuan dari orang lain sehingga Yehuda telah meninggalkan Allah, namun penolongnya justru akan menjadi penguasanya, yakni penguasa tiran yang menindas.   Sedangkan perairan Shiloah yang mengalir tenang memiliki arti sebagai lambang monarki dimana Allah sebagai rajanya, dan karena ramalan monarki itu sendiri, maka hal itu mewakili kerajaan Tuhan atau Raja Mesianik. 'perairan yang kuat dan banyak' adalah dari Efrat, yang mengalir dengan melimpah dan yang membawa malapetaka, ini sebagai lambang dari pembuangan ke Asyur.
Allah melalui Nabi Yesaya telah memberikan peringatan kepada Yehuda baahwa Ia akan memberikan kelepasan kepadanya.  Namun itu semua tergantung kepada respon Ahas dan para pengikutnya apakah merek menerima tawaran dari Allah atau lebih memilih meminta bantuan dari manusia.  Allah akan menolong Yehuda seperti Air Syolah yang mengalir tenang namun pasti, berbeda dengan pertolongan Asyur yang digambarkan seeperti sungai Efrat yang mengalir deras namun meemiliki motiv untuk menghancurkan Yehuda.  Allah sendiri yang akan menjadi raja israel, yang memimpin dengan kasih seperti seorang Bapa kepada anak-aananknya, sehingga kerajaan yang penuh ddengan kegelapan akan melihat terang kemuliaan Allah.
Aplikasi
            Dalam kehidupaan kita hendaknya kita senantiasa mengandalkan kekuatan Tuhan, meskipun Allah bertindak secara lamban atau pelan yang terkesan seolah-olah terlambat namun pertolongan Allah datang tepat pada waktunya.  Bahwa orang yang mengandalkan kemampuannya sendiri atau mengandalkan pertolongan orang lain adalah orang yang terkutuk dihadapan Tuhan.
            Tuhan Akan tetap menjaga suatu gereja di daerah tertentu meskipun gereja tersebut digembalakan oleh orang yang tidak taat kepada Allah, atau Tuhan akan memakai gereja-gereja yang lain di suatu daerah meskipun ada gereja yang yang tidak menjadi berkat bagi masyarakat sekitar.  Di sini Tuhan tidak sedaang melindungi orang-orang yang sedang berbuat salah namun Tuhan sedang melindungi dan membela Tubuh Kristus.

Daftar Pustaka

__________.  Tafsiran Alkitab Masa Kini 2: Ayub-Maleakhi, Jakarta: Yayasan  Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1999.

Fee, Gordon D dan Doglas Stuart.  Hermeneutik, Malang: Gandum Mas, 1989.
Hill, Adrew E dan John H Walton.  Surve Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 2008.

Maclaren, Alexander.  Expositions of  Holy Scripture: Isaiah and Jeremiah, _______,____.

Widyapranawa.  Kitab Yesaya Pasal 1-39, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006
[1]Widyapranawa, Kitab Yesaya Pasal 1-39 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), hal., 41.

[2] Ibid., 41.

[3] Ibid., 42.

[4]Ibid., 43.

[5]Ibid., 44.

[6]Ibid.

[7]Alexander Maclaren, Expositions of Holy Scripture: Isaiah and Jeremiah,(_______,____), hal., 27

[8]Ibid., 45.

[9]Ibid., 46.

[10]Ibid., 47.

[11]Ibid.

[12]Ibid., 48.

[13]Ibid.

[14]Ibid., 49.

[15]Ibid., 50.

[16]Ibid.

[17]Ibid.

[18]Ibid., 51.

[19]Maclaren, hal., 29.

[20]Ibid., 51.

[21]Ibid., 52.

[22] Ibid., 53.

[23]Ibid., 53.

[24]Ibid., 54.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

saran dan komentar harus sopan dan membangun