Pastoral


PENDAHULUAN
            Dewasa ini banyak pemimpin gereja telah kehilangan ciri khasnya sebagai seorang pemimpin jemaat.  Para pemimpin gereja yang seharusnya menjadi Gembala bagi jemaatnya telah banyak mengalami perubaha yang sangat signifikan.  Sifat keteladanan Gembala yang sudah di turunkan dari Allah dan Yesus dalam memimpin dombanya telah berubah menjadi kepemimpinan dunia.  Banyak dari para pemimpin gereja hanya mementingkan kepentingan dirinya sendiri dan mulai melupakan panggilannya sebagai Gembala Allah.
Dalam paper ini berisi tentang tugas dan tanggungjawab seorang Gembala.  Bagaimana seorang Gembala memimpin gomba-dombanya.  Bagaimana kehidupan mereka yang harus menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya dan apa-apa yang harus ia lakukan dan tidak boleh dilakukan.  Paper ini dibuat untuk mencari sifat dasar seorang pemimpin Gembala yang ditinjau dari ajaran Alkitab, biarah melalui paper ini kita yang membacanya dapat menjadi Gembala-gembala domba Allah yang baik sesuai dengan teladan yang sudah di berikan Allah.

Latar Belakang
            Dari tiga model kepemimpinan yang diberikan oleh Allah, yakni Gembala, mentor dan model kepala atau pemimpin itu semua adalah gambaran dari kepemimpinan seorang Gembala.  Model kepemimpinan seorang Gembala merupakan alasan yang bagus karena seorang Gembala adalah seorang yang tinggal bersama-sama dengan domba-dombanya.  Seorang Gembala mengenali nama-nama domba-dombanya.  Dia merawat yang muda, membalut yang terluka, memperdulikan yang lemah dan membela domba-dombanya.  Seorang Gembala aromanya seperti dombanya.
            Di dalam tubuh Kristus, kita memerankan peranan dari Gembala bagi seseorang.  Kita memerankan peranan Gembala seperti orang tua bagi anak-anaknya.  Di dalam agama atau guru di dalam Sekolah Minggu.  Kitalah Gembala ketika murid-murid kita menjadi pengikut kristus.  Seorang Gembala laki-laki dan perempuan akan menjadi mentor bagi pemuda dan pemudinya.  Seorang Gembala akan menjadi pemimpin kelompok kecil atau memimpin teman kepada kristus.  Alkitab memberikan prinsip penggembalaan yang luar biasa sederhana, namun mempunyai pengaruh atau dampak kekuatan yang sedemikian besar.

Dasar Pelayanan Penggembalaan dari Perspektif Alkitab
            Di zaman dahulu dari dunia perjanjian lama, kepedulian Allah dengan bangsa Israel digambarkan di dalam hubungan seorang gembala dengan domba-dombanya.  Banyak dari kita biasanya mengutip perkatan yang akrab tersebut “Tuhan adalah Gembalaku”, Nabi Yesaya juga yang sama-sama mengesankan tentang gambaran Allah, dia merawat atau memelihara jemaah seperti seorang Gembala, dia mengumpulkan anak-domba di atas bahunya dan menggendong mereka.  Demikian juga Allah memimpin dengan lembut.  Alangkah menariknya Allah digambarkan sebagai seorang Gembala.
Para pembaca Perjanjian Lama akan mempunyai gambaran begitu jelas.  Hubungan kepedulian Allah dengan umatNya begitu lembut bagaikan “seorang Gembala dengan dombanya” kita sekalian sepeerti domba yang tersesat, namun kita masih mempunyai seorang Gembala yang baik yang akan menyayangi kita dan memimpin kita dengan lembut.

Nabi, Iman, Raja sebagai Gembala
            Kemudian Nabi, Iman Raja adalah sebagai gambaran Allah yang merupakan gambaran seorang Gembala.  Ketika Allah memilih Daud untuk menjadi raja  (Gembala) menurut kehendak Allah sendiri, Allah mengambil dia dari kandang domba.  Allah mengangkat dia untuk menjadi Gembala bagi umatNya, dan Daud menggembalakan umat Allah dengan penuh integritas.
            Tuhan juga mengharapkan nabi-nabiNya dan para Imam Israel untuk menggembalakan umatNya.  Meskipun banyak dari antara mereka yang tidak hidup di dalam peranan mereka sebagai Gembala.  Allah tetap datang lagi dan lagi dengan tetap memakai ide kepemimpinan sebagai Gembala.  Gembala adalah merupakan metafora dari pemimpin Israel yang tidaka akan hilang di dalam bangsa Israel.

Yesus sebagai Gembala
            Di dalam Perjanjian Baru, Yesus adalah Gembala kita. Di dalam Perjanjian Lama Tuhan sudah memberikan petunjuk tentang kedatangan seorang Gembala.  Yesus meninggalkan kesenangan dan kenyamananNya di Surga dan lebih memilih untuk datang kepada dunia kita untuk menjadi Gembala kita, sehingga aromaNya seperti domba.  Yesus berkeringat juga seperti kita.  Dia juga berjlan dengan kita di jalan yang sempit.  Ia berani melawan serigala-serigala, dicobai dan bersama-sama berjuang dengan kita.  Yang kudus Israel datang dalam Yesus Kristus untuk menjadi Gembala yang baik bagi kita

Para Rasul sebagai Gembala
            Yesus meninggalkan model kepemimpinan Gembala di dalam kehidupan para rasul.  Sebanyak tiga kali dalam satu percakapan yang singkat, Yesus memerintahkan Petrus “Gembalakanlah domba-dombaKu, perhatikanlah domba-dombaKu, dan berilah maka domba-dombaKu ”.  Maksud dari perkataan Yesus adalah supaya Petrus mengambil gaya kepemimpinan spiritual Yesus.  Yesus telah member model gaya Gembala dalam kepemimpinan dan semua ini adalah yang para murid gunakan di dalam kehidupan kepemimpinan mereka dan juga sebagai model bagi yang lainnya.

Hubungan Panggilan terhadap Pelayanan
Sekarang Pemimpin sebagai Gembala
            Petrus dan Paulus keduanya telah meninggalkan model atau teladan kepemimpinan Gembala pada kita.  Paulus dalam suratnya mengatakan Kis. 20:28 ”karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus untuk menilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehnya dengan darah AnakNya sendiri”.  Dan surat Petrus mengatakan 1Pet. 5:2,3,4”Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu...tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.  Maka kamu...akan menerim mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.”

Pelayanan Seorang Gembala
            Seorang Gembala harus seperti seorang rasul.  Mereka adalah orang-orang yang diutus untuk menghsailkan buah juga orang yang memelihara, merawat, melindungi, dan memperhatikan domba-dombanya.  Seorang Gembala juga harus lebih dahulu mempunyai firman Tuhan.  Seorang Gembala mengetahui isi hati Allah, kemudian mewakili Allah dalam berkata-kata, yaitu mengabarkan Injil bila tidak mereka adalah Gembala palsu.  Seorang Gembala harus menjadi seorang guru, yang mengajarkan firman Tuhan dan kebenaran Alkitab  kepada orang Kristen.  Firman Tuhan itu sendiri merupakan pengajaran (2Tim. 3:16), oleh sebab itu seorang Gembala harus mementingkan pengajaran (2Tim. 2:24).
            Seorang Gembala adalah juru syafaat orang Kristen untuk mewakili jemaat dalam mengorbankan korban doa ke hadirat Allah.  Seorang Gembala adalah imamat yang rajani (1ptr. 2:9).  Seorang Gembala juga harus mempunyai kerohanian yang lebih maju dan dewasa serta menjadi teladan bagi jemaatnya. Ia juga merupakan pelayan umum, mengurus hal-hal umum dalam gereja.  Ia adalah orang yang saleh, orang yang diasingkan atau dikuduskan untuk melayani Tuhan, yang menjadi wakil dari wibawa Allah.  Seorang Gembala yang baik mengenal domba-dombanya, mengetahui kondisi jemaatnya, mengenal nama-nama domba-dombanya, serta memberi nama sesuai dengan sifat masing-masing (yoh. 10:3,14).
            Yang terpenting dari seorang Gembala adalah menyembuhkan penyakit rohani dengan firman Tuhan.  Seorang pendeta harus mengenali keadaan jemaatnya supaya ia dapat memberikan obat yang tepat.  Seorang Gembala juga harus memberikan makanan kepada domba-dombanya.  Makanan yang diberikan adalah makanan dari firman kebenara.  Jadi seorang Gembala yang sedang memberikan firman harus selalu mempertimbangkan apakah beritanya itu dapat membantu jemaatnya, apakah dapat menjadikan hidup hidup mereka bertumbuh.  Seorang Gembala harus menggembalakan domba-dombanya di padang rumput yang hijau (Yeh. 34:14).

Hubungan Panggilan saya dengan pelayanan
Sebuah panggilan dari Allah adalah satu syarat yang mutlak dan paling terpnting dalam memasuki sebuah dunia pelayanan.  Orang-orang yang tetap bertahan dalam pelayanan adalah mereka yang menerima misi dan visi dari Tuhan.  Panggilan saya adalah modal utama saya untuk memasuki dunia pelayanan yang sesungguhnya tanpa panggilan dari Allah pastilah saya sudah tidak tahan di dalam proses pelatihan di sekolah.  Sekolah teologi adalah tempat pertama untuk calon hamba-hamba Tuhan yang akan masuk ke dalam dunia pelayana yang sesungguhnya, di sinilah mereka mengalami proses pembentukan karakter dan mempertajam panggilan Allah.  Apakah mereka benar-benar terpanggil atau hanya sekedar ikut-ikutan atau malahan hanya karena paksaan dari orang lain.
Sebelum seseorang memasuki dunia pelayanan yang sesungguhnya mereka harus dilatih terlebih dahulu, karena dunia pelayanan yang sebenarnya itu sangatlah berat.  Kita tidak sekedar mengurusi domba melainkan kita mengurusi manusia yang memiliki berbagi karakter suku dan budaya yang berbeda-beda.  Tanpa panggilan dari Allah maka kita akan kesulitan di dalam melayani.  Jika kita dipanggil berarti kita sudah dipilih dan Tuhan pasti juga akan menyertai dan menolong kita dalam pelayana, karena kita melakukan pekerjaan Allah.

Kehidupan seorang Gembala

Rumah tangga
            Istri Gembala adalah Karunia Allah.  Seorang Gembala harus mempunyai sikap yang benar terhadap karunia Allah itu, sama seperti Gembala menerima pemberian yang lain, seorang Gembala juga harus menggunakannya sebaik mungkin oleh sebab itu seorang Gembala harus dapat menolong istrinya.  Seorang Gembala harus memberikan kesempatan kepada istrinya untuk memuliakan Allah, Seorang Gembala harus hati-hati supaya jangan sampai ia melalaikan istrinya karena terlalu sibuk dengan tugas-tugas gerejani sehingga tidak ada waktu tersisa lagi buat keluarganya.[1]
            Dalam sebuah perkawinan yang dulunya dua kini menjadi satu, maka seorang Gembalasuka aatu tidak suka, pasangan Gembala harus ikut ambil bagian di dalamnya.  Rumah tangga Gembala seringkali lebih banyak berbicara kepada jemaatnya dari pada khotbah-khotbah Gembala.  Rumah tangga Gembala seharusnya secara diam-diam menyatakan kemurahan hati kepada tetangganya dan menjadi berkat bagi jemaat yang mereka layani.[2]
            Siakap seorang Gembala harus penuh kasih, baik di rumah maupun di gereja, dan Gembala harus disiplin baik, baik di rumah maupun di gereja.  Gembala harus orang yang jujur dan tulus dan bukan seorang aktor yang sering kali berganti-ganti peranan.  Pada waktu Gembala melayani gereja atau jemaat, berarti ia sedang melayani keluarganya, dan pada waktu Gembala melayani keluarganya
di rumah, berarti ia sedang melayani gereja atau jemaatnya.  Seluruh rumah tangga kristen yang berhasil adalah kekuatan terbesar bagi gereja.[3]
            Seorang Gembala harus meluangkan waktu bersama keluarganya.  Jika sepasang Gembala seia-sekata, anak-anak tidak akan menderita.  Jika salah satu dari anak mulai menunjukan tanda-tanda ada masalah pribadi maka pertimbangkanlah kembali jadwalnya.  Setiap anak itu berbeda, ada anak yang menuntut lebih banyak perhatian dari pada yang lain.  Tidaklah perlu mengorbankan seorang anak demi suksesnya gereja, Allah sanggup mengurus keduanya.[4]
            Seorang Gembala juga harus menjadi kepala rumah tangga yang baik, ia juga harus memiliki waktu untuk anak-anaknya.  Ia juga harus menjadi seorang ayah yang memberikan teladan yang baik bagi anak-anaknya.  Penilai kebenaran dari apa yang dikhotbahkan oleh seorang Gembala adalah yang pertama dari istri dan anak-anaknya, karena mereka adalah jemaat yang paling dekat dengan kehidupan seorang Gembala dan juga merupakan jemaat pertama.  

Pelayanan
            Pekerjaan pelayanan dipandang sulit dan terlalu banyak tuntutan bagi siapa saja bila tidak didasarkan pada panggilan ilahi.  Banyak orang yang mudah memasuki pelayanan tetapi kemudian meninggalkannya, karena mereka tidak merasakan dorongan ilahi yang mengiringi panggilan mereka.  Hanya panggilan dari Allah saja yang dapat memberi keberhasilan apabila pelayanan dirasa berat atau sukar.
            Pelayanan seorang Gembala tidah hanya di belakang mimbar saja ia juga harus terlibat aktif dalam pelayanan yang lainnya, yakni perkunjungan.  Seorang Gembala harus mengetahui kondisi domba-dombanya oleh sebab itu gembala harus sering-sering memperhatikan domba-dombanya.  Dengan melakukan perkunjungan kepada jemaatnya berarti jemaat tersebut akan memiliki pandangan bahwa dirinya telah diperhatikan gembalanya.  Dalam melakukan perkunjungan sebaiknya jagan hanya kepada jemaat yang kaya saja dan kepada jemaat yang tidak pernah datang atau jarang datang.  Terlebih lagi apabila, seorang Gembala melakukan perkunjungan kepada keluarga yang sakit, maka hal ini akan menjadi sebuh kesan yng istimewa tersendiri.

Hubungan dengan masyarakat dan jemaat
Seorang Gembala juga harus memiliki hubungan yang akrab kepada masyarkat di sekitarnya.  Ia juga harus melayani keluar gereja jangan hanya sekedar melayani di dalam gereja saja.  Jangan hanya sekedar mobil yang keluar masuk yang dilihat masyarakat namun seorang Gembala harus ikut berpartisipasi dalam bermasyarakat.  Tujuannya adalah supaya seorang Gembala dapat dikenal dan ada hubungan yang harmonis antara seorang Gembala dengan masyarakat sekitarnya. 
Jika di tempat tinggalnya ada pekumpulan, misalnya: kerjabakti, arisa, dan lain-lain hendaknya seorang Gembala harus menghadirinya, jika acara tersebut berhalangan dengan jadwalnya bisa meminta izin terlebih dahulu, supaya memberi kesan yang baik dimata masyarakat.  Jika ada hubungan yang baik antara gereja dengan masyarakat maka masyarakat akan menerima keberadaan bereja tersebut yang dibangun di daerahnya.  Jika hubungan ini tidak baik bisa-bisa gereja ditutup oleh masa.


Daftar Pustaka
Anderson, Lynn.  They Smell Like Sheep, Louisiana: HOWARD, 1997.
Ingauf, John E.  Sekelumit Tentang Gembala sidang, Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2001.
Sugden, Howard F dan Warren W. Wiersbe.  Jawaban atas Masalah Penggembalaan, Malang: Gandum Mas, 1993.

Tidball, Derek J.  Teologi Penggembalaan, Malang: Gandum Mas, 1995.
Wongso, Peter.  Penggembalaan, Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1996.



[1]John E Ingauf, Sekelumit Tentang Gembala sidang ( Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2001), hal., 47-48.
[2]Howard Sugden F dan Warren W. Wiersbe, Jawaban atas Masalah Penggembalaan (Malang: Gandum Mas, 1993), hal., 181.
[3]Ibid., 184.
[4]Ibid., 185.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

saran dan komentar harus sopan dan membangun