PENDAHULUAN
Kuda putih dengan penunggangnya yang
membawa panah sangat sulit untuk ditafsirkan dan merupakan kunci untuk menafsirkan
ketiga kuda selanjutnya (Why 6:2), timbulah pertanyaan di dalam benak penulis
mengenai arti simbol dari kuda putih dengan orang yang menungganginya memegang
sebuah anak panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota lalu ia maju
sebagai pemenang, yang muncul ketika keenam metrai pertama dibuka. Bagi penulis simbol ini sangat menarik
menantang penulis untuk mencari arti yang tepat.
Pastilah simbol kuda putih dalam nast
ini memiliki maksud yang khusus. Oleh
karena itu penulis akan berusaha untuk mencari apa arti dari simbol kuda putih
dalam kitab (Why 6:2) dengan melakukan penelitian dari berbagai sumber-sumber
yang dianggap dapat membantu, dan menggunakan metode penafsiran yang sesuai
dengan jenis sastra kitab tersebut.
Penulis akan berusaha untuk mendapatkan jawaban yang sesuai dengan
maksud Rasul Yohanes dan dapat dipertahankan kebenaranya berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Beberapa
Tafsiran Mengenai Kitab Wahyu 6:2
Ada beberapa dari buku-buku tafsiran
yang membahas mengenai kuda putih di dalam kitab Wahyu khususnya di pasal
6:2. Diantara tafsiran dari buku-buku
tersebut mengatakan. Pertama bahwa arti
dari kuda putih dan penunggangnya yang memegang panah menunjuk pada seorang
penakluk dalam suatu perang. Pendapat
tersebut berasal dari kebiasaan tentara Romawi ketika mereka merayakan pesta
kemenangan. “ Mereka biasanya akan merayakannya dengan berparodi di jalan-jalan
kota Roma …”maka keretanya akan ditarik dengan kuda-kuda putih sebagai tanda
kemenangan”.[1]
Pendapat ini adalah pendapat yang paling
banyak dianut oleh para penafsir-penafsir kitab Wahyu oleh karena mereka
melihat kesejaajaaraan antara keempat kuda yang berbicara mengenai musibah yang
diakibatkan oleh bencana peperangan.
Tafsiran ini adalah tafsiran yang paling banyak dianut oleh para
penafsir yang terdapat di dalam buku-buku yang mereka tulis. “mengenai kuda putih dan orang yang
menungganginya dimengerti sebagai lambang dari kekuatan militer yang akan
demikian menonjol pada masa kesengsaraan…” kekuasaan akhir zaman.[2]
Pendapat yang kedua adalah boleh jadi
hal ini melambangkan Kristus, yang berangkat untuk mengalahkan dunia. Menjelang akhir kitab ini (19:11), seekor
kuda putih lain menampakkan diri, sedang pengendaranya dengan jelas dinyatakan
adalah Kristus. kedua pengendara kuda
itu mungkin sama-sama adanya, yang sedang memulai, yang lain tengah mengakhiri
kemenanganNya.[3]
Pendapat yang ketiga, mungkin kuda putih
tersebut adalah dunia, di bawah kuasa siapa Kristus telah memulai
pekerjaanNya. Pernyataan pada akhir
ketujuh meterai dan ketujuh sangkakala itu (11:15) adalah “pemerintahan atas
dunia dipegang oleh Tuhan kita dan yang diurapiNya”.[4]
Pendapat keempat mengenai kuda putih dan
orang yang menungganginya adalah antikris yang merupakan peniruan dari Kristus (band.
Why. 19:11) dimana Kristus digambarkan sebagai seorang raja yang berkuasa yang
memiliki kekuasaan serta memakai mahkota kerajaan diadhemata“diadh,mata”.[5] Dimana penunggang kuda putih pasal 6:2 memakai
mahkota seperti penunggang kuda putih pada pasal 19:11 namun mahkota yang
mereka pakai berbeda, yakni ”Stefonos”. Tafsiran ini salah satu tafsiran yang juga
cukup banyak dianut oleh beberapa penafsir.
Kalau dilihat dari senjatanya yang biasanya panah digunakan untuk senjata
penyerang dari jarak jauh. Iblis akan
menyerang orang-orang percaya dari jarak jauh.
Antikris akan menggunakan diplomasi damai untuk menjatuhkan orang-orang
percaya.[6]
Pendapat
kelima mengenai kuda putih dan penunggangnya dalam kitab (Why. 6:2) diartikan
sebaagai perjalanan Injil di dunia (band.
Mrk. 13:10). Dalam Mrk. 13: 10
panah-panah penunggang kuda diartikan sebagai Injil yang menikam hati
orang-orang.[7] Injil adalah senjata yang bukan digunakan
untuk berperang secara jasmani atau Injil tidak digunakan untuk berperang secara
langsung namun Injil digunakan untuk menyatakan kesalahan manusia supaya mereka
yang berjalan di dalam kegelapan dapat berbalik kepada jalan yang terang dan
juga memulyakan nama Tuhan. “Segala
tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran” 2Tim. 3:16.[8]
Pendapat
keenam mengenai kuda putih dalam pasal 6:2, Kuda selalu berbicara tentang
kekuatan, sedangkan warna putih menunjuk kepada kesucian. Bila kedua hal ini digabungkan, maka bisa
disimpulkan bahwa di akhir zaman ini akan muncul satu kekuatan atau kegerakan
yang berkedok kesucian atau dalam kata lain dalam bentuk gerakan
keagamaan. Dan mungkin juga kegerakan
ini mengatas namakan Tuhan di dalamnya.
Inilah gerakan agama-agama palsu di atas muka bumi yang bergerak dengan
kedok-kedoknya dengan satu tujuan menyesatkan manusia yang ada di dalam dunia
ini, kalau bisa termasuk juga orang-orang pilihanNya.[9]
Dari keenam pandangan di atas mengenai
arti kuda putih dan penunggangnya, penulis lebih memilih dari pendapat yang
kelima karena penulis menggap pendapa kelima memiliki arti yang mendekati
maksud dari Rasul Yohanes. Memang benar
kuda putih bagi Bangsa Romawi dan pada zaman Rasul Yohanes memiliki arti untuk
kemenangan dan di dalam Perjanjian Lama kuda sebagai lambing kekuatan militer.[10]
Makna yang Sesuai dengan Maksud
Yohanes
Menurut hemat penulis kuda putih dengan
penunggangnya yang juga membawa panah merupakan simbol dari keberhasilan atau
kemenangan Injil. Artinya ketika Injil
disebar luaskan kepada umat manusia tak sedikit orang yang akan menolaknya. Jadi penyebaran Injil tak semudah orang
membalikkan tangan. Penyebaran Injil
juga mengalami penolakan yang besar.
Bahkan ada diantara mereka yang menolak Injil bertindak secara ekstrim
dengan membentengi diri mereka dengan ideologi mereka.
Bahakan mereka berupaya untuk menghancurkan
Injil dan berusaha jugaa untuk membinasakan orang-orang yang menyebarkan Injil
serta orang-orang yang menerima Injil tersebut.
Sejumlah ayat dalam Perjanjian Baru menunjuk pada kenyataan bahwa Injil
kerajaan harus diberitakan kepada segala bangsa sebelum kedatangan Tuhan (Mat.
24:14, Mrk. 13:10, Rm. 11:25).[11] Namun Alkitab mengatakan dengan tegas bahwa
pada akhirnya Injil mengalami kemenangan, pada akhirnya akan ada banyak orang
yang menerima Injil dan kemudia mereka bertobat dari dosa mereka serta mereka
tetap bertahan meskipun mereka mengalami penganiayaan.
Oleh karena itulah Injil memperoleh kemenangan. Injil memperoleh kemenangan dari orang-orang
yang menentang dan melawannya. Injil
adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya (Rom. 1:16). Injil adalah kekuatan Allah sendiri maka
takkan ada dan bahkaan takkan pernah ada segala sesuatu baik yang ada diatas
langit, dibawah langit dan juga yang ada di dasar bumi yang dapat
menghancurkannya.
Bab I
Latar Belakang
Dalam kitab
Perjaanjian Lama banyak kata-kata hujatan terhadap Kuda (sus). Kebanyakan adalah kiasan, terutama dalam
kesusastraan dan daalam buku-buku bernada-nada puitis sepanjang Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru kuda selalu dihubungkan dengan perang dan kekuasaan,
sedangkan keledai biasanya menggambarkan damai dan kerndahan. Kuda telah ada di Mesir pada jaman kekuasaan
Yusuf, digunakan untuk mengeejar orang Israel.
Moyang kuda adalah berasal dari padang rumput Eropa dan Asia. Kuda-kuda yang tercatat dalam Alkitab agaknya
berasal dari Eropa barat, Asia baratdaya dan Mongolia. Batu prasasti Hammurabi lk 1750 sM dari
Babael mengataka “keledai dari timur”.
Bangsa-bangsa yang hidup di tanah Kanaan mempunyai kuda yang digunakan
untuk berperang Yoh. 11:4, 2Sam. 10:18, dst.[12]
Kuda secara ajek digunakan dalam Alkitab
sebagai simbol kekuatan perang yang cenderung dijadikan andalan (Yes. 31:1). Kuda hanya di miliki oleh orang kaya tidak
pernah dimiliki oleh rakya jelata.[13] Penunggang kuda putih dan membawa panah. “Dalam Perjanjian Lama “panah” melambangkan
kekuatan militer…”para pahlawan akan tertangkap dan busur-busurnya yang
merupakan kekuatan kemiliterannya akan dihancurkannya (Yes. 51:566, Hos. 1:5,
Mzm. 46:10)”. Jadi busur selalu
berbicara tentang kekuatan militer.[14] “Panah” seharusnya “busur dan anak panah”
dalam bahasa Yunani toxon ”tovxon”.[15] Jadi panah disini berbicara tentang
seperangkat alat perang yang terdiri dari busur panah dan anak panah “bow(add
arrow)”[16] oleh sebab itu panah
tidak hanya menunjukan busur panah saja atau hanya sekedar menunjuk pada anak
panah.
Jadi kurang tepat jika orang-orang yang
menafsirkan kuda putih dalam pasal 6:2 ini sebagai antikris yang berpatokan
pada panah atau bow dalam bahasa inggrisnya yang hanya mereka
tarjemahkan sebagai busur panah saja atau sebagai anak panah saja, yang
kemudian memiliki arti yang lebih dalam lagi yakni busur dan anak panah akan
menjadi sebuah salib, namun kenyatannya orang-orang yang menafsirkan kuda putih
sebagai antikris memandang panah adalah sekedar busur atau anak panah saja, berarti
jika busur tanpa anak panah maka tidak akan membentuk sebuah salib oleh sebab
itu orang-orang yang percaya bahwa kuda putih pasal 6:2 adalah imitasi dari
Kristus yakni antikris. Putih adalah
warna untuk kebenaran, berbuatan-perbuatan benar orang kudus, suci,
terang.
Sejarah mencatat bahwa Bangsa Romawi
pada tahun 62 M mengalami peristiwa yang sangat mengerikan dimana tentara Roma
harus takluk kepada Vologesis, raja Persia…”dimana tentara Roma begitu
dipermalukan dan direndahkan oleh orang-orang Persia sebagai kesatria penunggang
kuda putih dan mereka adalah pemanah-pemanah yang termasyur di dunia. Satu “pemanah orang Persia” adalah hantaman
terakhir yang menghancurkan dan tidak mungkin dapat dibalas. Jadi kuda putih dan penunggangnya yang membawa
panah mempunyai arti militerisme dan penaklukan”.[17]
Penunggang kuda putih (Why 6:2) juga
diberikan suatu mahkota dalam bahasa Yunaninya maahkota ditulis stefanos “stevfano"” sesuatu
karangan dedaunan, yang merupakan sebuah tanda kemenangan dalam dunia
Yunani. Stefanos sendiri
diberikan kepada pejabat yang setia, pemenang lomba, dipakaai saat perjamuan,
pancaran sinar.[18]
Gagasan yang Sama Dalam Perjanjian
Baru
Nubuaatan kitab Wahyu sangat erat
hubungannya dengan khotbah di bukit, dimana Tuhan Yesus Krisstus mengatakan
bahwa penganiayaan besar akan terjadi menjelang kedatanganNya yang kedua kali,
namun itu semua akan terjadi jika Injil sudah diberitakan kepada semua bangsa (Mrk.
13:10), barulah penganiayaan yang dasyat itu akan terjadi dan melanda dunia.
Di dalam kitab (Mrk. 13:10) Tuhan Yesus
dalam kotbahnya tidak menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan firmanNya,
hal ini mungkin bertujuan sebagai petunjuk bagi pengikutNya untuk membantu
mereka dalam memecahkan lambang yang digunakan oleh Rasul Yohanes dalam
tulisanya khususnya mengenai kemenangan Injil dalam kitab Markus, terhadap kuda
putih dalam kitab (Why 6:2).
Sejumlah ayat
dalam Perjanjian Baru menunjuk pada kenyataan bahwa Injil kerajaan harus
diberitakan kepada segala bangsa sebelum kedatangan Tuhan, (Mat 24:14; Mrk
13:10, Rm 11:25). Banyak ayat mengatakan
bahwa orang kafir akan masuk ke dalam kerajaan Surga dalam jumlah yang besar
selama jaman Perjanjian Baru. (Mat
8:11;13:31,32, Luk 2:32, Kis 15:14, Rm 9:24-26, Ef 2:11-20). Hal ini jangan diartikan Injil diberitakan
pada satu orang demi satu orang dari segala bangsa yang ada di dunia, tetapi
yang dituntut adalah bahwa bangsa-bangsa sebagai bangsa akan seluruhnya akan
mendengar Injil. Injil harus diberitakan
kepada mereka sebagai sebuah kesaksian, sehingga dapat dikatakan bahwa sebuah
kesempatan telah diberikan kepada mereka untuk memilih Kristus dan kerajaanNya
atau tidak. Tetapi bukan berarti bahwa
segala bangsa secara keseluruhan akan menerima Injil, namun hanya akan ada
kesempatan bagi seluruh bangsa untuk mendengar Injil dan Injil akan menjadi alat
untuk membawa kepenuhan bagi orang kafir.[19]
Bab II
Arti Menurut Yohanes Bagi Tujuh
Jemaat
Segala penglihatan yang sudah dilihat
oleh Rasul Yohanes di pulau Patmos adalah merupakan peringatan atau himbauan
kepada ketujuh jemaat, supaya mereka tetap hidup berjaga-jaga dan setia menantikan
janji Tuhan, karena Tuhan Yesus akan
segera datang untuk yang kedua kalinya untuk menghakimi dunia. Meskipun ketujuh jemaat tersebut mengalami
penganiayaan hendaknya mereka tetap setia kepada Kristus sampai mati.
Penglihatan tentang kuda putih dan
penunggangnya yang membawa panah adalah merupakan simbol dari kemenangan
Injil. Jadi Injil yang mereka percayai
dan mereka pertahankan bahkan sampai nyawa mereka sebagai taruhannya itu semua
merupakan Injil yang benar-benar berasal dari Allah oleh sebab itu apa yang
mereka percayai mengenai Injil, merupakan kebenaran yang sejati dan patut untuk
dipertahankan. Meskipun Injil dan
orang-orang yang mempercayainya ditentang oleh dunia namun Allah sendiri yang
akan membuktikan kebenaranNya dan Injil tersebut akan memperoleh kemenangan
dari pihak-pihak orang yang menentangnya.
Tidak akan sia-sia jika ketujuh jemaat tetap mempertahankan
kepercayaannya kepada Injil karena pada akhirnya Injilah yang akan memperoleh
kemenangan.
Seperti apa yang digambarkan oleh Rasul
Yohanes tentang kuda putih dan penunggangnya yang membawa panah adalah
keberhasilan Injil yang disampaikan keseluruh dunia meskipun begitu banyak
tantangan dan perlawanan dari mereka-mereka yang tidak mau mempercayai
kebenaran Injil alhasil Injil memperoleh kemenangan secara mutlak meskipun
harus dibayar dengan nyawa para orang percaya yang tetap berpegang teguh pada
kebenaran injil tersebut.
Bab III
Aplikasi Masa Kini
Meskipun Injil adalah kebenaran
Allah yang sejati ternyata tidak sedikit orang yang menentangnya, bahkan tidak
jarang bagi orang Kristen yang dianiaya karena mempertahankan kekenaran Injil
tersebut. Untuk mencapai suatu kemenangan
Injil harus mengalami begitu banyak perlawanan yang juga mengakibatkan banyak
nyawa orang percaya hilang, mereka rela mengorbankan nyawa mereka demi Injil karena
mereka mempercayai dan mempunyai pengharapan kepada Kristus.
Jadi jelas sekalin penglihatan Rasul
Yohanes mengenai kuda putih dalam pasal 6:2 yang memiliki arti akan kemenangan
Injil dan ketujuh Jemaat diharapkan untuk tetap hidup di dalam Tuhan karena
kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya sudah dekat, karena sudah banyak
orang percaya yang mati demi mempertahankan kebenaran Injil. Hal tersebut berarti menjadi tanda bahwa sudah
jelas penglihatan RasulnYohanes hendak memberitahukan bahwa Injil sudah
mengalami kemenangan atas orang-orang yang menentangnya.
Maka aplikasinya untuk masa kini adalah
jika orang kristen dan gereja dianiaya berarti sudah banyak orang yang mau menerima
Injil dan itu semua menyebabkan terjadinya perlawanan dari pihak orang-orang
yang tidak mau menerima Injil, dan jika Injil itu sudah didengar oleh semua
orang maka kedatangan Tuhan yang kedua sudah tidak lama lagi, berarti Injil sudah
mengalami kemenangan. Oleh sebab itu
setiap orang percaya harus tetap hidup di dalam jalan Tuhan supaya mereka dapat
datang di hari perkawinan Anak Domba Allah.
Saya sungguh bersukur setelah
mempelajari Kitab Wahyu ini, selain saya memperoleh pengetahuan, saya juga
dikuatkan dalam panggilan saya supaya saya lebih setia lagi kepada Kristus.
Terkadang saya berpikir mengapa Allah memilih saya, dan mengapa saya harus mengenal-Nya
dan menjadi pengikut-Nya. Bukankah masih
ada orang lain yang lebih hebat dan lebih baik dari saya. Saya sungguh bersyukur Tuhan Yesus mau
mengenal diri saya. Setelah menyikapi arti ayat ini saya ditantang untuk hidup
berjaga-jaga dan juga harus memberitakan Injil kepada orang yang belum
mendengarkannya supaya mereka juga diselamatkan Allah.
Dengan melihat hasil tafsiran di atas
saya dikuatkan, bahwa Injil akan mengalami kemenangan dan hal ini membuat saya
lebih optimis lagi untuk memberitakan kebenaran Firman Tuhan supaya firma-Nya
digenapi dan Tuhan Yesus segera datang .
Untuk meresponi akan Anugrah Tuhan yang sudah diberikan kepada saya
secara gratis ini, maka saya pun harus membagikan kepada orang lain juga
terutama keluarga dekat saya terlebih dahulu.
Kesimpulan
Jadi penglihatan yang diterima oleh
Rasul Yohanes di pulau Patmos mengenai kuda putih dengan penunggangnya yang
membawa panah merupakan gambaran atau simbol dimana pada akhirnya Injil
kebenaran Allah memperoleh kemenangan yang mutlak atas penindasan yang telah
dialami oleh para orang saleh yang tetap memegang Injil. Injil memperoleh kemenangan bukan melalui
perang fisik namun melalui kesabaran dan ketabahan serta ketekunan orang-orang
percaya dalam menghadapi derita aniaya karena Injil.
Meskipun mereka mendapat perlakuan
yang tidak adil oleh dunia, namun mereka tetap bersikukuh dalam mempertahankan
iman mereka. Orang-orang percaya tidak
hanya mempercayai akan Injil saja namun mereka juga pergi kepada orang-orang
yang membutuhkan keselamatan dari Allah, buktinya adalah banyak orang-orang
yang bertobat sehingga menyebabkan terjadinya banyak penganiayan bagi orang
percaya karena banyak orang sudah bertobat dam menerima kebenaran Injil.
Marilah kita yang masih tinggal
hidup di zaman ini tetaplah percaya akan janji-janji Allah dan beritakanlah
juga kabar sukacita itu atau Injil itu kepada semua bangsa supaya mereka juga
memperoleh keselamatan dari pada Allah, dengan memberitakan Injil kepada semua
orang berarti akan mempercepat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya karena
dengan demikian akan banyak orang yang akan menjadi pengikut Kristus. Meskipun akan banyak tantangan yang akan kita
hadapi, bahkan nyawa kita akan menjadi taruhannya namun percayalah bahwa Allah
yang adil akan membalaskan semuanya. Masih
banyak orang-orang yang belum mengenal Injil dan itu merupakan tugas dan
tanggung jawab kita. Kita harus melihat
tanda itu sebagai peringatan untuk bangkit, sadar, bersiap diri dan aktif dalam
pekerjaan Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
___________________.
Alkitab, Jakarta: Lembaga Alkitab
Indonesia, 2008.
___________________.
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini,
Jilid I A-L, Jakarta: Yayasan Komunikasi KasihBina Kasih/ OMF, 1995.
___________________. Handbook to The Bible, Pedoman Lengkap
Pendalaman Alkitab, Terj. Dra. Ny. Yap Wei Fong dkk, Bandung: Yayasan Kalam
Hidup, 1973.
___________________. Oxford English Dictionari, 2nd
Ed., S.V. “bow”, Oxford: Oxford Universiti Pres, 1992.
___________________. Tafsiran Masa Kini Vol. 3 Mat-Why,
Berdasarkan fakta-fakta sejarah ilmiah dan alkitabiah, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1982.
Dave
Hagelberg. Tafsiran Wahyu dari Yunani,
Yogyakarta: Andi, 2005.
David H. van
Daalen. Pedoman Dalam Kitab Wahyu
Yohanes, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999.
Endah
Christina. Diktat The Book of
Revelation, Salatiga: STT Berea, 2011.
Henry H
Halley. Penuntun ke dalam Perjanjian
Baru , Terj. Siem Hong an dan Liem Khiem Soe Surabaya:YAKIN, 1979.
J.J.De
Heer. Tafsir Alkitab, Wahyu Yohanes, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2003.
J.
Wesley Brill, Dasar yang Teguh, Bandung: Yayasan Kalam Hidup,2003.
Louis
Berkhof. Teologi sistematika, Doktrin
Akhir Jaman, Vol.6, Terj. Yudha Thianto Jakarta: Lembaga Reformasi Injil
Indonesia, 1998.
Obaja A. Rawan.
Kotbah Tuhan Yesus Tentang Akhir Zaman, Bandung: Cipta olah
Pustaka, 1999.
Peter
Wongso. Eksposisi Doktrin Alkitab,
Kitab Wahyu, Malang: Seminar Alkitab Asia Tenggara, 1999.
Tim Lahaye. Penyingkapan Kitab Wahyu, Pevelation
Unveiled, Batam: Gospel Press, 2006.
William
Barclay. Memahami Alkitab Setiap
Hari, Kitab Wahyu Kepada Yohanes, Pasal 6:2, Diterj. Ayub Ranoh, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2009.
__________________________
[1]Barclay, William, Memahami
Alkitab Setiap Hari, Kitab Wahyu Kepada Yohanes, Pasal 6:2, Diterj. Ayub
Ranoh (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), hal.
5.
[1]Hagelberg, Dave, Tafsiran
Wahyu dari Yunani (Yogyakarta: Andi, 2005), hal. 131.
[1]Halley, Henry H, Penuntun ke
dalam Perjanjian Baru , Terj. Siem Hong an dan Liem Khiem Soe
(Surabaya:YAKIN, 1979), hal. 339-340.
[1]Ibid., 340.
[1]Ibid., 130-131.
[1]Rawan, Obaja A, Kotbah Tuhan Yesus Tentang Akhir Zaman
(Bandung: Cipta olah Pustaka, 1999), hal. 165.
[1]De Heer, J.J., Tafsir Alkitab,
Wahyu Yohanes (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), hal. 85.
[1]_________, Alkitab (Jakarta:
Lembaga Alkitab Indonesia, 2008), hal. 296.
[1]Rawan, hal. 164.
[1]De Heer, hal. 86.
[1]Berkhof, Louis, Teologi
sistematika, Doktrin Akhir Jaman, Vol.6, Terj. Yudha Thianto (Jakarta:
Lembaga Reformasi Injil Indonesia, 1998), hal. 73.
[1]___________, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jilit I
A-L “kuda” (Jakarta: Yayasan Komunikasi KasihBina Kasih/ OMF, 1995), hal. 615-616.
[1]___________________. Handbook to The Bible, Pedoman Lengkap
Pendalaman Alkitab, Terj. Dra. Ny. Yap Wei Fong dkk ( Bandung: Yayasan Kalam
Hidup, 1973), hal. 117.
[1]Barclay, hal. 6.
[1]Wongso, Peter, Eksposisi
Doktrin Alkitab, Kitab Wahyu (Malang: Seminar Alkitab Asia Tenggara, 1999),
hal. 440.
[1]__________________. Oxford English Dictionari, 2nd Ed., S.V. “bow”
(Oxford: Oxford Universiti Pres, 1992).
[1]Barclay, hal. 6-7.
[1]Christina, Endah, Diktat The
Book of Revelation (Salatiga: STT Berea, 2011), hal. 17.
[1]Berkhof, hal. 74.
trimks buat penjelasannya, Tuhan Yesus Memberkati,amin
BalasHapusTerimakasih kembali sudah berkunjung di blog sederhana ini. God bless
Hapus