PENDAHULUAN
Kontekstualisasi
sudah ada sejak zaman Perjanjian Lama, bahkan Allah sendiri menyatakan diriNya
kepada umat manusia melalui kebudayaan manusia.
Dengan kata lain Allah sedang berkontekstualisasi. Salah satu cara Allah berkontekstualisasi
dengan manusia adalah, Ia memperkenalkan bangsa pilihanNya dengan menyamakan
diriNya sebagai seorang Gembala. Kenapa
Allah lebih memilih menyamakan diriNya sebagai seorang Gembala?
Paper
ini akan membahas tentang arti dan tujuan mengapa Allah lebih memilih untuk
menyamakan diriNya sebagai Gembala, dan apa yang sebenarnya yang membuat istilah
Gembala itu menjadi istimewa. Dengan
mengadakan studi pustaka, penulis akan berusaha mencari jawaban atas pertanyaan
di atas. Biarlah jawaban yang
dikemukakan oleh penulis dapat menjadi pengetahuan bagi para pembacanya.